Cara Menghadapi Anak Murid Era Digital

Pelajar di sekolah pada zaman digital sekarang ini ialah angkatan yang disebutkan dengan angkatan digital native, dan gurunya ialah angkatan digital immigrant. Tentu saja ada beberapa ketidaksamaan berarti dari 2 angkatan ini.

Ketidaksamaanya bukan hanya berada pada bagaimana kepenguasaan dan pendayagunaan tehnologi digital saja, tetapi langkah berpikir dan melakukan tindakan mereka juga berlainan.

Ada beberapa hal yang penting jadi perhatian oleh beberapa guru dalam hadapi pelajar-siswa merka sekarang ini.

Berikut ini bagaimanakah cara jadi guru yang lebih bagus di zaman digital yang disampaikan oleh Don Tapscott.

Cara Menghadapi Anak Murid Era Digital

1. Tidak boleh menyuguhkan tehnologi ke kelas lalu mengharap beberapa hal yang bagus akan ada sendirinya.

Konsentrasi pada peralihan pedagogi, bukan tehnologi. Evaluasi 2.0 ialah mengenai mengganti secara menegangkan jalinan di antara guru dan pelajar pada proses evaluasi bukan hanya mengaplikasikan tehnologi terkini.

Siapkan evaluasi secara benar dan pakai tehnologi untuk mendatangkan lingkungan belajar yang kolaboratif, sama sesuai keperluan, dan fokus pada pelajar.

2. Turunkan sistem khotbah.

Guru tidak mempunyai semua jawaban atas semua permasalahan. Disamping itu, evaluasi khotbah kurang efisien untuk angkatan milenial ini.

Mulai pertanyakan ke pelajar dan dengar jawaban mereka. Dengar pertanyaan yang disodorkan pelajar.

Diamkan mereka mendapati jawabnya. Diamkan mereka mendapat pengalaman belajar bersama dengan gurunya atau dengan pelajar lain.

3. Dorong pelajar untuk lakukan kerjasama.

Dorong mereka untuk bekerja di antara keduanya dan perlihatkan ke mereka langkah terhubung beberapa sumber belajar yang ada di internet.

4. Konsentrasi pada evaluasi sejauh hayat, bukan mengajari untuk ujian.

Yang perlu bukan apa yang mereka kenali saat mereka lulus, tetapi kemampuan dan cinta mereka pada evaluasi sejauh hayat yang paling utama.

Tidak boleh cemas bila anak-anak lupakan tanggal-tanggal pertarungan kunci dalam riwayat. Mereka dapat menelusurinya.

Fokuslah untuk mengajarkan mereka langkah belajar dan terus belajar, bukan apa yang penting dipahami.

5. Pakai tehnologi untuk mengenali tiap pelajar dan membuat program evaluasi yang disamakan dengan keperluan dan karakter pelajar.

Tentukan tehnologi yang efektif, murah, dan gampang akses oleh pelajar. Samakan content tehnologi itu sesuai keperluan dan karakter pelajar.

Lihat muatan-muatan lokal yang perlu untuk dijiwai oleh beberapa pelajar.

6. Rancang program evaluasi berdasarkan delapan etika.

Dalam program evaluasi harus ada opsi, rekonsilasi, transparan, kredibilitas, kerjasama, selingan, kecepatan, dan pengembangan.

Gunakan kemampuan budaya dan sikap Net Gen dalam evaluasi berbasiskan project.

7. Dapatkan kembali diri Anda sebagai guru atau pengajar.

Anda juga bisa berbicara, "Saat ini, saya tidak sabar menanti bangun pagi untuk pergi bekerja!". Ada pernyataan yang memikat "mengajarkan itu cari telur atau cari kue?".

Cari telur dalam pernyataan itu ialah seperti melaksanakan ibadah dengan mempraktikkan pengetahuan untuk dilanjutkan oleh angkatan penerus yang satu ketika akan menetas dan terus meningkatkan pengetahuan untuk angkatan seterusnya.

Cari kue ditujukan ialah lebih mengutamakan materi atau dunia, dan karakter materi ini ialah cepat habis sesuai karakter kue yang cepat berbau jika tidak selekasnya dikonsumsi.

Dapatkan jati diri Anda sebagi guru sejati yang selalu memiliki semangat membara.

Terima kasih sudah bertandang di Komune Guru SD, mudah-mudahan berguna.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url