Hubungan dengan Anak Renggang Coba Stop Lakukan 5 Hal ini
bunganwar - Merajut jalinan dengan anak sebenarnya susah-susah gampang. Karena, dari lahir, orang-tua ada di samping anak untuk jaga, menjaga, dan memperbesar anaknya.
Tetapi, untuk jaga jalinan dengan anak supaya tidak renggang bukan kasus gampang. Problem jalinan orang-tua dan anak ialah hal yang dapat muncul karena faktor-faktor.
Dikutip dari nikita.grid.id ada 5 rutinitas yang dapat kurangi kerekatan jalinan di antara orang-tua dan anak salah satunya seperti berikut :
1. Memakai handphone di muka anak
Mam kerap bawa handphone kemana sajakah, ini buat mempermudah kegiatan seperti memeriksa surel, buka sosial media, "cuma sekitaran 1-2 menit saja," tutur Mam.
Tetapi, 1-2 menit ini kemungkinan dilaksanakan berulang-kali.
Ini dapat membuat Sang Kecil berasumsi jika saat yang dihabiskan dengan mereka tidak lebih bernilai dari aktivitas Mam saat cari gurauan di Twitter, atau menyaksikan kegiatan rekan di Instagram.
Walau Mam benar-benar tidak berasa semacam itu.
Rebecca Ziff, psikoterapis menjelaskan, "Orang-tua yang habiskan banyaknya waktu oleh handphone dapat membuat watak anak jadi seorang pencarian perhatian (attention seeker) karena dia memerlukan perhatian dari orangtuanya."
Mam perlu memerhatikan batasan untuk dapat kadang-kadang bermain handphone tanpa membuat anak berasa diacuhkan.
Jauhi menyimpan handphone di kantong celana, karena Mam tidak sadar akan keluarkan benda itu dan memulai buka sosial media kembali.
2. Meremehkan diri kita
Benar-benar gampang untuk meremehkan diri kita.
Kemungkinan Mam beranggapan jika menjadi orang-tua yang bagus, karena itu harus tempatkan status sebagai yang paling akhir dan memprioritaskan anak.
Apa lagi untuk seorang stay-at-home Mam, yang penting kerjakan beragam tugas rumah tangga.
Tapi, Ziff kembali menerangkan, "Benar-benar susah untuk beradaptasi dengan keperluan seseorang jika keperluan sendiri tidak tercukupi."
Energi Mam menyusut, lantas mulai berasa kecewa karena terlampau capek, frustrasi atau terlampau depresi untuk nikmati waktu bersama Sang Kecil.
Ketahui keperluan Mam dan langkah untuk meraih keperluan itu.
Bila terlampau sulit, beberapa hal simpel tetapi benar-benar menekan seperti jam tidur, membuat makanan padat gizi, ataupun waktu menyendiri.
Saat Mam membuat agenda untuk diri kita, kira sebagai suatu hal yang perlu sebagai tatap muka saat bekerja.
Mam mustahil menggagalkan janji dengan atasan, jadi kenapa menggagalkan janji dengan diri kita?
3. Menukar kedatangan dengan hadiah
"Kerap kali orang-tua habiskan uang untuk beli handphone dan hadiah, tapi tidak dengan habiskan waktu bersama," kata Sean Grover, LCSW , seorang psikoterapis.
Dalam Journal of Consumer Research, dijumpai jika anak yang dihadiahi materi dan menghukumnya dengan mengambil kembali hadiah itu menyebabkan anak jadi materialistik saat dewasa kelak.
Resikonya seperti utang kartu credit, judi, sampai konsumtif dalam habiskan uang.
Ajari anak untuk sama-sama share, dan tidak terus-terusan menghadiahkan barang untuk Sang Kecil.
Habiskan saat yang berkualitas bersama anak sebagai langkah untuk memperkuat jalinan Mam dan Sang Kecil.
4. Memperbandingkan anak dengan jaman saat masih terbilang muda
"Saat orang-tua memperbandingkan diri mereka saat muda dengan anak mereka, ini secara berlawanan renggangkan jalinan di antara orang-tua dan anak," jelas Laura Athey-Lloyd, Psy.D, seorang psikiater.
Sebagai contoh, jika anak diejek di sekolahnya, lalu Mam memperbandingkan saat muda dahulu tak pernah diejek oleh rekan sepantarannya.
Kemungkinan secara tidak sadar, Mam menjelaskan dia terlampau peka dan kurang kuat. Ini bisa berpengaruh Sang Kecil berasa konyol, disalahartikan, dan menyendiri.
Berlaku empati dan ketahui emosi Sang Kecil, tanpa mengadili persoalan apa yang dia lewati supaya dia berasa dipandang.
5. Memakai pertanyaan tertutup
Sebagai contoh, anak menceritakan dianya berkelahi dengan rekan sebangkunya.
Dibandingkan Mam menanyakan,"Apa kau yang mengawali pertikaian? Telah meminta maaf atau memang belum?" lebih bagus menjelaskan, "Coba katakan apa yang terjadi".
Pertanyaan tertutup tutup peluang Mam untuk tersambung dengan Sang Kecil, pelajari emosi dan penglihatan mereka sebagai seorang yang alami perselisihan lewat apa yang dia katakan lebih terang.
Hal paling penting, perduli dan empati dengan emosi anak sebagai kunci dari jaga jalinan yang bagus di antara orang-tua dan dunia mereka.