Tragedi di Bar & Cinta Abadi Chapter 1
Tragedi di Bar & Cinta Abadi
“kita harus menjalani semuanya bersama-sama ya sayang” ucap
Bagaskara, “iya sayang tentu saja, kan kita sudah berjanji untuk selalu
bersama-sama kan dalam keadaan apapun” jawab Sinta yang begitu mendukung
pacarnya, “kalau aku udah sukses aku janji apapun kemauanmu akan terpenuhi”
janji Bagas kepada Sinta dan Sinta hanya tersenyum lebar.
***
3 tahun bukan waktu yang panjang untuk melupakan kenangan
bersama orang yang telah menemani dirinya mulai dari awal SMA hingga lulus
kuliah, 3 tahun adalah waktu yang singkat, Sinta hanya tersenyum dengan wajah
miris mengingat apa yang terjadi padanya 3 tahun yang lalu, dimana hubungannya
dan Bagas kandas, ia sudah menemani Bagas mulai dari 0 hingga kini menjadi
sukses namun sayangnya ternyata mereka belum berjodoh, yang bisa Sinta lakukan
adalah merelakan Bagas bahagia bersama pilihannya, yah pada akhirnya Bagas
memilih untuk menikah bersama dengan orang lain dan meninggalkan Sinta
sendirian, sejak hari itu, hari dimana Bagas kepergok berselingkuh, Sinta pun
langsung memutuskan hubungannya dengan Bagas. Wanita mana yang rela di
selingkuhi? Jawabnya tentu tidak ada, karena pada dasarnya semua manusia
berharap kesetiaan dari pasangannya.
“kemana lagi aku harus berkelana agar aku bisa move on?”
tanya Sinta di dalam hatinya, sebab ia sudah merasa pasrah, banyak hal yang
sudah ia coba lakukan untuk melupakan mantannya, namun 3 tahun berlalu,
perasaannya masih pada orang yang sama, padahal Sinta adalah wanita yang cantik
dan cerdas. Namun sayangnya ia tidak bisa memakai kecerdasaannya dalam memahami
cinta, ia masih bertahan pada perasaannya, sedangkan Bagas, ia sudah menikah 1
tahun yang lalu dan kabar yang Sinta dapatkan adalah bahwa istri bagas sedang
hamil, sedangkan Sinta masih sendiri ia berkelana kesana kesini, dan ia pun
mengurus berbagai pekerjaan mulai dari bisnis, konsultan, penulis dan masih
banyak lagi pekerjaan yang ia garap namun ia merasa bahwa ia masih memiliki
celah untuk memikirkan sang mantannya.
Bali, adalah tempat yang memiliki sejuta kenangan, Sinta
akhirnya kembali ke sana bersama kenangan antara dirinya dan mantannya, sembari
memandangi sebuah foto romantis Sinta perlahan-pelahan mulai mengeluarkan air
matanya. “aku pasti bisa untuk melupakannya, masa iya dia bisa meninggalkan aku
sedangkan aku tidak bisa meninggalkannya” ucap Sinta di dalam hati, Sinta terus
berjalan menyisiri pulau Bali, memandangi keindahan demi keindahan yang masih
terkesan sama. Dulu Sinta sering ke Bali bersama Bagas, mereka selalu menabung
dan menyisihkan uang jajan mereka untuk pergi berlibur ke beberapa kota, namun
kota yang sering di kunjungi adalah Bali.
Sembari menikmati Americano hot di sebuah kaffee shop, Sinta
pun memandangi orang-orang yang berlalu lalang di depannya, banyak pasangan
yang sedang bersenda gurau, sedangkan Sinta hanya tersenyum melihat pemandangan
yang ada di depan matanya, Sinta nampak sedang menikmati waktu sedirinya dengan
enjoy, kelihatannya memang seperti itu.
Setengah jam berlalu, Americano yang semula panas menjadi dingin, sedangkan Sinta masih betah menikmati suasana yang ada di kafe, nampak di sebrang sana, ada seorang laki-laki yang nampak sedang mengawasi Sinta, sebenarnya bukan mengawasi hanya saja seorang laki-laki tersebut memusatkan perhatiaannya kepada seorang wanita tersebut, setelah cukup lama ia melihat Sinta dari kejauhan pada akhirnya laki-laki tersebut memberanikan dirinya untuk menghampiri Sinta.
“biasanya Bali itu identik dengan romantis, honeymoon, fun, ini kamu kok sendiri” ucap laki-laki tersebut membuat Sinta kaget karena ia tidak menyadari kedatangan laki-laki itu.
“terus apa bedanya sama kamu?, kalau kami kesini untuk fun tentu saja kamu tidak akan menganggu wanita yang sedang kesepian seperti aku ini” ucap Sinta menjawab pernyataan laki-laki tersebut, membuat laki-laki tersebut terdiam karena apa yang di sampaikan Sinta memang benar adanya.
“ya kan kita emang sama, kalau ga sama kita ga mungkin ketemu disini” jawab laki-laki tersebut.
kebetulan ia bertemu dengan wanita seperti Sinta, wanita yang open minded, coba kalau dia bertemu dengan wanita yg heboh, pasti ia akan di maki-maki dan di tuduh mau modus.
“kamu nih menganggu ketenangan aku iissshh” ucap Sinta mulai dengan nada tinggi
“sorry ga maksud ganggu, tapi mau bilang, kayaknya ...... kamu Sinta yaa” ucap laki-laki tersebut membuat Sinta kaget
“kok kamu tahu namaku, kamu siapa heyy” tanya Sinta dengan nada penasaran karena ia mememang benar-benar tidak tahu siapa laki-laki tersebut,
“coba inget inget lagi, Im always for u” ucap laki-laki tersebut membuat Sinta kaget,
“DAFFAAA, INI DAFFA FIX” ucap Sinta dengan nada bahagia,
“yaah bener, kok tau” ucap Dafa kepada Sinta, lantas mereka berdua pun langsung berpelukan seolah-olah ada rindu yang tidak bisa di tahan lagi,
“yaampun Fa, ga nyangka kita bisa ketemu disini, kamu kok masih tau namaku sih?” tanya Sinta kepada Daffa,
“awalnya aku ga inget lagi sama kamu, ku kira siapa gitu kan cantik-cantik ngelamun, akhirnya ku samperin deh ternyata kamu Sin, aku juga kaget loh” ucap Daffa dengan nada yang sangat ceria,
“duduk duduk sini Faa, cerita-cerita gimana kamu bisa disini?” tanya Sinta kepada Daffa,
“harusnya aku yang nanya ke kamu Sin, kamu kok bisa ada disini sendirian, padahal dulu waktu sekolah kamu pengecut banget loh, apa apa selalu minta di temenin dan takut” ucap Daffa kepada Sinta.
Daffa dan Sinta adalah sahabat sejak kecil mereka dari SD-SMP selalu bareng-bareng dan satu sekolah, namun sayangnya waktu itu Daffa harus pindah karena ikut kedua orang tuanya, dan semenjak hari itu hari dimana Daffa pindah, Sinta tidak pernah bertemu dengan Daffa lagi.
“ga nyangka banget ya bisa ketemu disini, tuhan tuh rencananya bikin kagum ya” ucap Sinta kepada Daffa,
“iya ya, dari kita yang tetanggaan, satu sekolah, hingga aku pindah terus kita loscontact terus kemudian ketemu lagi, bener bener di luar dugaan ga si” ucap Daffa kepada Sinta,
“iya nih fa, kamu gimana sekarang, kamu kesini sama siapa?” tanya Sinta kepada Daffa,
“aku ya gini gini aja sin, gapernah berubah, aku udah lulus kuliah si, sekarang aku ke Bali karena aku ada kerjaan aja, nanti bulan depan aku harus ke Singapore, ada kerjaan, kamu sendiri gimana Sin, kamu sekarang beda banget yaa, cantik banget” tutur Daffa beserta gombalannya,
“alah gombal mu itu loh fa, aku disini jalan-jalan kan, daripada ga ada kerjaan kan” jawab Sinta kepada Daffa,
“sendirian aja Sin, cowo mu mana?, jangan bilang ga punya cowo atau jangan-jangan kamu ga pernah pacaran” ucap Daffa yang langsung menyimpulkan,
“ehh ngaco yah enak aja, kemarin aku pernah pacaran kok bahkan bertahun-tahun” ucap Sinta kepada Daffa,
“eemm kalau gitu kenapa kamu kesini sendirian?” tanya Daffa yang penasaran,
“kan aku bilang kemarin fa, sekarang kan udah beda” ucap Sinta dengan nada yang mulai sendu,
“HEMM putus ya pasti, jadi kesini karena patah hati dong” tanya Daffa kepada Sinta,
“udah lama putusnya Fa udah dari 3 tahun yang lalu, tapi yang namanya cinta kan ga semudah itu move on nya apalagi aku sama dia udah lama banget” ucap Sinta dengan nada gemetar menahan tangisnya,
“gapapa Sin, aku selama ini mungkin ga pernah ada bersamamu, tapi aku paham lukamu, kamu yang sabar aja yaa nanti suatu saat pasti kamu bisa bahagia” nasihat Daffa kepada Sinta membuat Sinta merasa sedikit lebih tenang,
“awalnya aku kira kamu bakal mandang aku sebagai cewek yang bodoh, karena masih mengharapkan cowok yang sudah tidak mungkin dimiliki lagi” ucap Sinta kepada Daffa,
“enggalah sin, semuanya kan berasal dari hati kita, kita sebagai manusia gapernah bisa milih mau kepada siapa kita jatuh hati, yang menentukan semuanya kan hanya tuhan” ucap Daffa dengan bijak,
“wih Daffa sekarang sudah mulai dewasa yaa pemikirannya” canda Sinta kepada Daffa bermaksud untuk mencairkan suasana agar tidak terkesan kaku,
“aku juga pernah ngalamin apa yang kamu alamin Sin, come on kita bukan lagi remaja yang sedang mengalami cinta monyet, kita udah tua, kita udah dewasa, banyak masalah demi masalah yang selalu menghantui kita, tapi lihat, hari ini kita masih aman aman saja, itu artinya kita bisa melewati masalalu kita dengan sangat baik, meskipun pada waktu itu kita beranggapan bahwa tidak baik” ucap Daffa kepada Sinta,
“iya si faa, ternyata jadi dewasa ga semudah yang di kira ya, inget ga dulu sewaktu SD, kita selalu ingin cepet cepet dewasa, eeh sekarang udah dewasa malah pengen balik ke masa kecil hahah” ucap Sinta kepada Daffa dan Daffa pun hanya tersenyum,
“iya Sin dulu kita sering bilang kalau udah dewasa kita pengen jadi orang hebat, eeh sekarang udah dewasa malah banyak ngeluhnya ya” ucap Daffa menambah argumen dari Sinta,
“yup betul, ku nih sekarang udah hampir sinting fa, makanya ke Bali, healing, berharap ketemu sama orang baru eeh malah ketemu sama bocah yang ngeselin dari dulu” ucap Sinta yang mengejek Daffa,
“ohhh gitu? Aku balik nih baaay” ucap Daffa yang pura-pura ngambek kepada Sinta,
“eitsss ngambek yaa dasar hahaha” Sinta pun tertawa, nampak Sinta dan Daffa bediskusi dengan sangat panjang.
sembari menikmati minuman mereka, banyak hal yang mereka diskusikan maklum sudah belasan tahun mereka tidak bertemu dan kini secara tidak sengaja mereka di pertemukan kembali,
***
“eeh Sin, btw nomor WA mu apa? Biar ku save dan kita bisa ngobrol lagi lain waktu” ucap Daffa sembari menyodorkan ponselnya, Sinta pun menulis nomornya di ponsel Daffa,
“nah gini kan enak, ga ilang-ilangan lagi, nanti sore kamu mau kemana? Uda ada agenda pasti ya?” tanya Daffa kepada Sinta,
“aku selama di Bali ga ada agenda apa-apa fa, ya gini-gini aja, bolak-balik caffee shop bawa laptop bawa buku” ujar Sinta kepada Daffa, Daffa pun nampak melihat laptop yang ada di hadapan Sinta,
“ wih kamu kerja sin? Atau diem diem udah mau lulus S2 nih” tanya Daffa kepada Sinta, “aah engga la fa, aku Cuma gabut aja ih ngisi waktu kosong dengan nulis, gini-gini aja kegiatanku tuh, ga ada yang wah fa” jelas Sinta kepada Daffa,
“kamu penulis sin? Ga ada yang wah tapi biasanya cuannya wah nih” Daffa mulai meledek Sinta,
“lebih wah kamu si fa kalau masalah cuan ya kan, secara dari kecil udah di panggil bos Daffa” ujar Sinta di ikuti dengan tawa di antara mereka, nampak mereka bercengkrama dengan sangat lepas.
“oh iya btw nanti sore kalau kamu free dan ga kemana-mana, aku mau ngajakin kamu nih pergi sin, kamu mau ga?” tanya Daffa kepada Sinta,
“kemana tuh?” Sinta penasaran kemana Daffa akan mengajak mereka pergi,
“yah paling kita sunsetan di pantai kuta, atau jalan jalan ke beach walk, gimana Sin?” tanya Daffa kepada Sinta,
“kayaknya menarik, okey kalau gitu aku join, see u nanti sore ya” ujar Sinta kepada Daffa.
This comment has been removed by the author.