Tips Menjalin Komunikasi Orang Tua dan Anak
bunganwar - Merajut komunikasi yang bagus dengan anak kedengar wajar. Tapi pada realitanya banyak orangtua yang mengeluh susahnya merajut komunikasi yang bagus dengan anak-anaknya, khususnya yang sudah masuk babak remaja. Walau sebenarnya komunikasi di antara anak dan orangtua mempunyai peran penting pada proses pengasuhan. Menurut Pratikto diambil oleh Prasetyo( 2000. Hal. 65), komunikasi orangtua dan anak ialah satu proses jalinan di antara orangtua (ibu dan ayah) dan anak yang disebut hubungan yang sanggup memberikan perasaan aman untuk anak lewat satu jalinan yang memungkinkannya ke-2 nya untuk sama-sama berbicara hingga ada transparansi, optimis dalam hadapi dan pecahkan permasalahan. Maka dari itu jalinan yang terikat bisa memunculkan kesenangan, yang punya pengaruh pada jalinan yang lebih bagus.
Di pada proses komunikasi terjadi jalinan interpersonal. Manusia secara umum memakai komunikasi sebagai alat agar bisa terkait, berhubungan satu sama lainnya. Menurut Rakhmat (1999) ada banyak beberapa faktor yang tumbuhkan jalinan Interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yakni: yakin (trust), sikap suportif, dan sikap terbuka (open mindedness). Bila beberapa faktor itu tercukupi, karena itu seorang terhitung anak dan orangtua tidak kesusahan dalam berbicara keduanya.
Komunikasi yang terikat di antara orangtua dan anak dalam keluarga, orangtua mempunyai tanggung-jawab dalam mendidik anak. Jalinan yang terikat di antara orangtua dan anak harus terjadi dua arah. Kedua pihak harus mempunyai pengetahuan bersama pada suatu hal seperti orangtua dan anak memiliki hak sampaikan opini, pemikiran, info atau nasihat. Maka dari itu komunikasi orangtua dengan anak yang terikat semestinya bisa memunculkan kesenangan yang punya pengaruh pada jalinan yang lebih bagus. Jalinan komunikasi yang efisien dan serasi ini terikat karena banyak hal, seperti ada rasa transparansi, empati, support, hati positif, kemiripan di antara orangtua dan anak.
Kekeliruan dalam Komunikasi Anak dan Orang Tua
Contoh permasalahan komunikasi dalam keluarga antara ialah ketidaksamaan opini, salah pengertian, dan ada banyak kembali. Ini kerap kali muncul karena kesalahan pada proses komunikasi yang umum terjadi tanpa diakui oleh kedua pihak. Kesalahan dalam berbicara dengan anak salah satunya ialah seperti berikut:
1. Cuma Bicara Saat Ada Permasalahan
Cukup banyak dari orangtua yang memiliki pendapat jika sepanjang anak baik saja, jadi tidak perlu lakukan perbincangan atau percakapan. Ini mengakibatkan intensif pembicaraan antara ke-2 nya sangat sedikit. Yang terjadi selanjutnya ialah orangtua cuma berbicara atau bicara saat berasa ada sesuatu hal yang tidak sesuai keinginan orangtua atau saat ada permasalahan saja. Mengakibatkan akan terbentuk jarak di antara orangtua dengan anak. Anak mempunyai hati tidak dipandang dan cuma jadi object target revisi orangtua saja. Jarak ini akan makin lebar bila keadaan yang begitu terus-terusan terjadi. Mengakibatkan pasti bisa dipikirkan, anak jadi makin malas terbuka pada orang-tua, bahkan juga malas juga sekedar untuk bicara hal yang enteng setiap hari.
2. Tidak Memerhatikan Pengucapan Anak
Kekeliruan yang ke-2 ini cukup umum terjadi. Orangtua bicara dan menyikapi anak sekalian repot lakukan tugas lain, hingga tidak betul-betul memerhatikan apa yang anak ucapkan. Parahnya, ini sering dituruti oleh anak. Mereka jadi ikutan bicara dan memberi respon suatu hal dengan sama tidak konsentrasi dan sekenanya saja. Mengakibatkan yang terjadi ialah muncul penyekat di antara satu sama lainnya, sampai pada akhirnya di antara apa yang dikatakan satu faksi sama yang diterima dan dimengerti faksi lain jadi tidak sesuai. Ujungnya akan memacu salah paham.
3. Supremasi Emosi
Langkah berbicara yang bagus ialah pada keadaan tenang. Ini penting agar pesan atau info yang ingin dikatakan bisa diterima dengan utuh dan gampang dimengerti. Saat berbicara dengan supremasi emosi, karena itu yang terjadi ialah terjadi distorsi pada info yang dikatakan hingga mengaburkan pesan khusus yang semestinya dikatakan. Beberapa hal yang bisa munculkan tanggapan emosi yang terlalu berlebih sepanjang bicara pada anak diantaranya: rasa cemas, rasa cemas, rasa sedih, dan rasa geram. Dengan gaya komunikasi semacam ini umumnya anak akan susah pahami pesan yang dikatakan oleh orangtua. Kekeliruan komunikasi semacam ini jangan didiamkan terlalu lama karena bila berkali-kali terjadi dan terpola, karena itu dampak jarak komunikasi di antara anak dan orang-tua akan makin lebar.
4. Underestimate
Kekeliruan komunikasi pada anak setelah itu sikap underestimate atau menyepelekan anak. Anak mempunyai keperluan untuk dipandang. Saat mereka bercerita atau sampaikan suatu hal, mereka ingin apa yang mereka berikan jadi perhatian, dibaca, dan dilihat penting oleh orangtua. Janganlah sampai orangtua memberi tanggapan yang membuat anak bersedih atau salah, seperti "kamu ketahui apa sich?" "Ah, berlagak tahu!" dan pernyataan menyepelekan yang lain.
5. Kerap Menceramahi
Tiap orangtua tentu ingin anaknya jadi anak yang bagus hingga orangtua berasa mempunyai kewajiban untuk memberi beberapa pesan penuh saran, khotbah, dan saran-wejangan yang terus-menerus, hingga berlebihan dan justru membuat anak berasa dimarahin. Ini semacam ini secara umum ini muncul karena kekuatiran orangtua yang terlalu berlebih atas suatu hal yang kemungkinan bisa terjadi pada anak. Memberikan saran ialah hal yang baik tetapi bila dilaksanakan secara kurang pas, anak berasa diceramahi terus-terusan karena itu anak bisa saja akan makin memikat diri dari orang tuanya.
6. Memberi Kritikan Terlalu berlebih
Orangtua sudah pasti mempunyai keinginan yang tinggi pada anaknya. Tanpa sadar ini membuat orangtua jadi seorang kritikus yang selalu memberi kritikan ke anak. Kritik-kritik yang dikatakan dengan kalimat yang tidak pas dan condong menyepelekan akan membuat anak takut berekspresif bahkan juga kehilangan keyakinan diri. Mengapa begitu? Karena memberi kritikan terlalu berlebih bisa menjadi penyebab berkurangnya motivasi anak.
Panduan Tingkatkan Komunikasi dalam Keluarga
Agar komunikasi berjalan mulus, orangtua bisa lakukan beberapa tips berikut:
1. Teratur Berbicara
Komunikasi dalam keluarga harus diusahakan untuk dilaksanakan dengan teratur, bukan bila ada persoalan saja. Topik yang dibahas juga tak perlu topik yang berat-berat. Topik simpel seperti hoby, makanan kegemaran juga bisa dijadikan bahan perbincangan. Aktivitas berbicara semacam ini benar-benar berguna untuk perkuat ikatan (bonding) di antara orang-tua dan anak. tingkatkan kepercayaan anak ke orangtua hingga bila mereka mempunyai permasalahan, mereka tidak malu untuk sampaikan ke orang tua.
2. Konsentrasi
Konsentrasi bukan hanya dilaksanakan saat lakukan tugas. Dalam berbicara orangtua dituntut untuk konsentrasi dan memerhatikan apa yang dikatakan oleh anak secara baik. Sikap yang atentif saat berbicara dengan anak membuat mereka berasa dipandang dan didengar. Sikap ini membuat komunikasi yang terikat makin berkualitas. Orangtua dapat memberi contoh ke anak kapan harus dengarkan dan kapan harus bicara.
3. Mengurus Emosi
Emosi yang termonitor secara baik saat berbicara akan membuat masing-masing gampang terima apa yang dikatakan. Mengurus emosi setiap membuat hubungan dengan anak jadi poin utama yang perlu selalu diusahakan karena bila berbicara dengan emosi terlalu berlebih akan makin buka kekuatan masalah dan membesarkan kesusahan dalam menemani tumbuh berkembang anak.
4. Menghargai dan Animo
Menceritakan sebenarnya menjadi ruangan belajar untuk anak untuk bicara, berani memiliki pendapat, dan sanggup sampaikan info secara baik. Aktivitas berbicara dengan keluarga sebagai ruangan untuk proses perubahan kognitif sekalian sosial anak. Dengar secara baik, perlihatkan bila mereka dipandang. Tidak boleh malu memberi animo atas usaha mereka hingga mereka berasa nyaman dan aman saat bicara dengan orangtua.
5. Beri Keyakinan
Orangtua harus memperlihatkan jika mereka yakin ke anak adalah kunci keberhasilan jadi orangtua dalam berbicara. Bila anak berasa tidak dipercayai, hati yang selanjutnya ada ialah kekecewaan, kekesalan, dan ketaknyamanan dalam berbicara dengan orang-tua. Mengakibatkan ialah anak menghindar bicara dengan orangtua, memperlihatkan sikap menentang, atau kebalikannya malah memperlihatkan sikap tergantung ke orang tua dan tumbuh jadi individu yang tidak berdikari.
Demikian panduan bicara di antara orangtua dan anak agar terikat komunikasi yang bagus antara ke-2 nya.