Hindari 7 Kesalahan Ujaran Verbal Ini dalan Percakapan Bahasa Inggris
bunganwar - Pernahkah kamu merasa kesal karena bicara orang yang kurang santun? Memang rasa kesal yang muncul dari kurang sesuainya sikap seseorang memiliki sifat benar-benar subjektif, tetapi itu terjadi pada umumnya kesemua orang dan kesemua kebudayaan.
Demikian juga pada pengucap Bahasa Inggris, terutamanya yang tinggal di Benua Eropa (British). Apa yang penting kamu lihat saat berjumpa sama mereka? Berikut kekeliruan-kesalahan simpel yang dapat kamu jauhi.
1. Pakai have/ 've, bukan of
Kamu perlu latihan membandingkan bunyi have/'ve dengan of karena ke-2 nya berlainan benar-benar jauh.
Contoh:
Betul: I would have/ I could've attended the moment if you had invited me.
Salah: I would of / I could of attended the moment if you had invited me.
Tentu saja kamu ketahui kapan dan bagaimana would have atau could have dipakai. Dalam pada itu, would of atau could of ialah susunan yang tidak ada pada tata Bahasa Inggris.
2. Janganlah lupa ngomong please
Please tidak selamanya memiliki makna minta bantuan. Misalkan di saat kamu pesan minuman atau makanan di cafe atau restoran, ucapkan please ialah sisi dari santun sopan yang paling dipandang oleh beberapa orang yang berbudaya baik.
Bukannya ucapkan:
- Can I get a pan of large pizza?
- Can I grab a cup of coffee?
Lebih bagus kamu ucapkan:
- Please, may I have a pan of large pizza?
- Please, can I have a cup of coffee?
3. Tidak boleh memulai kalimat dalam kata so
Memang tidak ada kelirunya memulai kalimat dalam kata so, misalkan:
- So, why don't you go now?
- So, how have you been?
Tapi jika kamu memulai sebagian besar ujaranmu dengan so, pikirkan seberapa banyak kata so yang dapat dihitung rekan bicaramu. Tahu kan, bagaimana rasanya dengar kata tidak penting terus menerus saat berbicara dengan seorang? Apalagi, kata so benar-benar tidak disarankan dipakai untuk memulai kalimat pada karya tulis ilmiah . Maka, pakai dan taruh kata so dengan sama sesuai, ya.
4. Kebanyakan memakai kata like
Hampir serupa seperti kata so, kata like kerap dipakai dalam ajaran verbal.
Contoh: He was so rude, like, I couldn't accept it!
Sering, pemakaian kata like dalam ajaran verbal cuma ditujukan untuk memberikan tambahan keterangan. Namun jika sering memakai kata like sebagai berikut ini, kamu dapat membuat rekan bicaramu pusing atau bahkan juga kesal.
Contoh: He is a good man, like, giving out all the money in his pocket, like he were a rich guy. But sometimes it's too much, like, doesn't he need to dukungan himself properly? We're not going to live for like one or two days, are we?
5. Kekeliruan gaya bahasa yang kronis
Gaya bahasa yang baku dan betul kerap diacuhkan dalam ajaran verbal, dan itu lumrah. Namun, jika kekeliruan gaya bahasa yang terjadi cukup fatal, rekan bicaramu dapat salah pengertian.
Contoh: I was sat down there for an hour waiting for you!
Dengar pernyataan itu, dapat sehingga kamu akan kembali menanyakan "Who sat you down? Are you even a baby?"
Maka pakai: I was sitting down there for an hour waiting for you.
6. Pakai kata tukar yang sama sesuai
Gaul bisa, tetapi jika lebay, jadi alay. Sama seperti dengan ajaran Bahasa Inggris berikut:
Salah: Myself and Tom will help you.
Betul:Tom and I will help you.
Atau, dalam pembicaraan telephone semacam ini:
Y: Can I talk to Jamie, plese?
Z: Yes, that's myself.
Semestinya, yes, that's me.
Sama seperti misalnya:
Salah: I want them shoes.
Betul: I want those shoes.
7. Pakai well, bukan good
Kemungkinan kamu kerap dengar pernyataan yang keliru secara gaya bahasa berikut:
Y: How are you doing?
Z: I'm doing good.
Respon yang betul ialah I'm doing well. Perbedaannya:
- I'm doing good: I'm doing charity, I'm giving my land to homeless people.
- He did good: He did something positive.
- He did well: He did something in a good way.
Ajaran verbal, apa lagi dalam pembicaraan tidak resmi, memang lebih tidak terlilit ketentuan gaya bahasa yang baku. Tetapi kamu dapat menghindar kekeliruan-kesalahan kecil di atas agar rekan bicaramu terasa nyaman. Tidak ada ruginya, kan?