Dampak Buruk Terlalu Memanjakan (Menganakemaskan) Anak

bunganwar - Dalam mendidik anak selain guru di sekolah, Orangtua menggenggam peranan penting dalam atur masa depan anak nantinya, Karena orang Tua sebagai guru terbaik untuk anak-anak, Buruk baiknya masa depan anak sudah pasti dipengaruhi dari langkah mendidiknya semenjak dini.

Sudah pasti tiap orangtua mengasihi anaknya melebihi apa saja di dunia ini. Karena sangat besarnya kasih-sayang mereka pada anaknya, sering mereka terperosok pada perilaku menganakemaskan anak.

Menganakemaskan anak ialah satu sikap orangtua yang selalu mengalah ke anaknya, menggagalkan perintah, panduan atau penampikan, karena hanya anak menjerit, menentang dan melawan.

Orang masih berasumsi jika anak- anak yang dimanja, adalah anak-anak orang kaya atau anak seorang konglomerat saja, asumsi ini tidak betul. Menganakemaskan anak tidak tergantung pada kaya atau miskinnya satu keluarga, tapi lebih dikuasai oleh sedikit jumlahnya pengetahuan orangtua akan pengetahuan mendidik anak.

Ketidakjelasan skema mendidik anak membuat mereka salah kaprah. Niat hati sayang pada anaknya, malah membuat anak itu nahas, tidak memiliki daya dan kehilangan masa depan mereka.

Dampak Buruk Terlalu Memanjakan (Menganakemaskan) Anak

Menganak emaskan anak banyak contohnya. Diantaranya:

1. Memproteksi anak dengan seribu satu jenis pelindungan.

Ini dapat dilaksanakan dengan usaha singkirkan semua kesusahan baginya. Misalkan perlakukan anak seperti seorang raja, selalu bela anaknya saat berkelahi dengan temannya walau anaknya yang salah.

2. Penuhi semua kemauan sang anak.

Apa sebagai kehendak dan kemauan anak, meskipun akan tidak untung atau mempengaruhi kesehatan dan perkembangannya dituruti saja.

Tidak dapat berbicara tidak ke anak, selalu mengalah pada anak, takut pada anak, hingga jadikan kita sebagai orangtua tidak memiliki wibawa lagi.

3. Biarkan dan memperkenankan sang anak melakukan perbuatan sekehendak hatinya.

Ini jadikan ia jauh dari keteraturan, kepatuhan, ketentuan dan rutinitas baik lainnya. Umumnya orang-tua enggan untuk mendidik anak supaya segara membenahi tempat tidurnya dan merapihkan mainan saat telah usai main.

Hal itu dalam periode pendek seolah tidak ada permasalahan, tetapi pada periode panjang akan memiliki imbas yang paling signifikan.

Imbas Bila Terlampau Dimanja Antaranya:

1. Anak akan memiliki karakter mengutamakan dianya sendiri.

Anak yang dimanjakan berasa jika seseorang selalu menolongnya, selalu melihat dianya lebih bernilai dibanding yang lain. Mengakibatkan, sesudah anak jadi besar, bisa menjadi orang yang selalu ingin dilihat, ingin dibantu, berasa keperluannya sendiri lebih bernilai dibanding kebutuhan seseorang, dia selalu ingin disanjung, ingin menang sendiri. Hingga pada akhirnya menjadi orang yang takabur dan tamak; hati sosialnya kurang.

2. Kurang memiliki rasa tanggung jawab.

Anak yang dimanja selalu mendapatkan bantuan, semua kehendaknya dituruti, jangan dan tak pernah menanggung derita kesulitan dan sulit. Ini akan menjadikan selalu meminta bantuan dan menginginkan belas kasihan orang lain. Dia tidak mampu ide sendiri dan berikhtiar. Walau dia sudah memiliki keluarga masih selalu menginginkan kontribusi orang tuanya baik secara moril atau materil.

3. Menyebabkan anak jadi tidak yakin diri.

Rutinitas terima bantuan dan selalu mendapatkan kontribusi mengakibatkan anak itu jadi orang yang selalu tidak bisa kerjakan atau pecahkan satu permasalahan dalam hidupnya dia berasa bodoh, tidak mampu, berasa harga diri kurang dan meyebabkan anak itu segera putus keras kepala dan harapan.

Semoga, kita sebagai orangtua dapat mendidik anak-anak kita dengan pengajaran yang pas dan membantu mereka jadi angkatan-generasi yang luar biasa di masa yang hendak datang.

Arikel ini kami kumpulkan dari posting media sosial Ustadz Abdullah Zaen, MA Mudah-mudahan dapat bermanfat untuk orangtua dalam mendidik anak. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url