melawan Diri Sendiri Itu Bukanlah Perkara Mudah. Simak Penjelasannya.!

Sumber Gambar : Pixabay 

Bunganwar - Dalam sebuah kisah diceritakan, saat pasukan golongan Muslim pulang dari Perang Uhud, Rasulullah SAW memberi pesan, "Kita baru pulang dari jihad yang kecil ke arah jihad yang besar, yakni jihad menantang nafsu."

Sekalinya banyak muhaddist (ahli pengetahuan hadis) menanyakan keabsahan kisah hadis itu, secara maknawi hadis ini sangat sesuai realita. Kenyataannya, memang menantang nafsu lebih berat dibanding menantang lawan.

Berjihad mengusung senjata semuanya ialah kebaikan. Bila kalah dan terbunuh, akan memperoleh syahid yang tentu saja masuk surga. Bila menang, kemuliaan, memperoleh rampasan perang, dan ganjaran besar siap menunggu. Tidak ada rugi untuk mereka yang berperang menantang lawan.

Tetapi, perperangan menantang nafsu yang ada pada diri kita rupanya tidak semudah itu. Bila kalah, akan memperoleh neraka. Bila menang, akan dites dengan bujukan yang lebih berat kembali. Selalu terus akan semacam itu hingga kemudian ajal jemput. Pertarungan menantang nafsu dan diri kita rupanya sangat beresiko.

Perang menantang diri kita menyaratkan perang yang paling berat dibanding perang menantang lawan Islam. Dalam Alquran ditegaskan, untuk menantang suatu hal yang tiba dari pada diri lebih berat dibanding menantang lawan di luar.

Dalam surah an-Naas dikatakan, "Ucapkanlah, saya berlindung dengan Rabb manusia. Penguasa manusia. Sembahan manusia. Dari khawatir (bisikan) setan yang sembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dada manusia. (Yang berasal) dari jin dan manusia." (QS an-Naas [114]: 1-6)

Dalam surat ini, manusia diperintah untuk berlindung ke Allah sekitar 3x. Seorang Muslim diminta berlindung ke Allah sebagai Rabb, Penguasa, dan Sembahan manusia. Semuanya cuma untuk hadapi rasa khawatir yang tiba dari dalam dianya.

Berlainan dengan surah al-Falaaq yang menjelaskan, "Ucapkanlah, Saya berlindung ke Tuhan yang kuasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan, dari kejahatan malam jika sudah gelap pekat. Dan, dari kejahatan wanita-wanita tukang sichir yang mengembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang yang dengki jika dia dengki." (QS al-Falaaq [113]: 1-5). 

Dalam surah ini, perintah untuk berlindung ke Allah cuma 1x. Walau sebenarnya, kejahatan yang serangnya tiba dari beragam macam, yaitu kejahatan malam, wanita tukang sichir, dan beberapa pendengki.

Dari surah an-Naas dan surah al-Falaaq diambil kesimpulan, menantang suatu hal yang tiba dari diri kita lebih berat daripada menantang lawan di luar. Untuk tersebut, seorang diseru untuk berlindung 3x semakin banyak saat hadapi dirinya.

Seorang yang bisa mengusung beban yang paling berat kadang tidak sanggup mengusung selimutnya untuk menjalankan shalat Subuh atau shalat Tahajud. Seseorang yang lakukan perjalan benar-benar jauh kadang tidak sanggup jalan ke mushola untuk menjalankan shalat berjemaah. Ini menunjukkan, menantang bujukan yang tiba dari diri kita lebih berat daripada menantang suatu hal yang riil di luar. Mengalahkan nafsu dan menantang godaan-godaan setan rupanya lebih berat dibanding menantang lawan Islam.

Dalam surah an-Naas disyaratkan, begitu luar biasanya rasa khawatir dan bimbang yang dibuat setan untuk manusia. Khawatir ialah usaha setan mengusik seorang Muslim supaya tidak mempunyai keikhlasan dalam ibadahnya. Khawatir membubarkan suatu hal yang jelas sudah dalam tuntunan agama.

Rasa khawatir yang dibuat setan bisa juga jadikan seorang seperti orang edan. Kadang, dia dapat mengulang-ulang-ngulang tindakan yang serupa. Seperti sangsi, apa dia terlepas angin atau mungkin tidak. Ini seperti dipertegas Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Jika berada di di antara kalian saat shalat rasakan ada yang bergerak di duburnya seperti berhadas atau mungkin tidak dan ia sangsi, karena itu jangan sampai diurungkan shalatnya hingga dengarkan suaranya atau menghirup baunya." (HR Abu Daud, Ahmad, dan Baihaqi).

Hal ini dikuatkan dalam sebuah aturan fikih, "Satu kepercayaan itu tidak dapat ditiadakan dengan sebuah kebimbangan." Ringkasannya, suatu hal yang cuma berdasarkan pada hati atau kebimbangan tidak dapat menjadi dasar untuk putuskan jika wudhu atau shalat kita itu gagal. Sudah pasti, kebimbangan lebih tidak dapat kembali untuk putuskan kasus yang semakin besar dari sekedar wudhu.

Demikian pula rasa khawatir dan bimbang yang menulari angkatan muda umat Islam. Dengan bimbang yang mencakup hati, jadikan angkatan muda tak lagi produktif dan berguna. Walau sebenarnya, banyak kreasi dan prestasi yang dapat dicapai saat umur masih terbilang muda.

Surah an-Naas memperjelas, seorang tidak dapat memandang mudah bisikan-bisikan negatif yang tiba dari dalam dianya. Berlindunglah ke Allah 3x semakin banyak untuk mengalahkan diri kita. Beberapa orang luar biasa dirobohkan karena tidak sanggup menantang bujukan dari dalam dianya. Banyak petinggi luar biasa yang jatuh karena tidak sanggup menantang bisikan korupsi dari dalam dianya. Mudah-mudahan kita dapat melulutkan gairah yang membara pada diri ke arah pada ridha Allah SWT.

Demikian Penjelasan tentang melawan Diri Sendiri Itu Bukanlah Perkara Mudah, tentunya masih ada kekurangan, moon dimaklumi. semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Simak 7 Langkah Menerima Diri Sendiri

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url